Penyebaran Islam di Majene, Sulawesi Barat di zaman
Syeh Abdul Mannan bersama pengikutnya berlangsung selama puluhan tahun.
Sampai sekarang jumlah pengikut tokoh penyebar Islam bergelar Tosalamaq
di Salabose itu mencapai 80 persen. Khusus di Majene, 83 persen
penduduknya pemeluk Islam.
Jejak-jejak sejarah yang dapat ditemui
tentang Syekh Abdul Manan di antaranya Quran tertua yang ditulis tangan
dengan tinta pohon pada abad 16 Masehi. Selain itu tak jauh dari Masjid
Salabose terdapat makam Syeh Abdul Mannan di Kelurahan Pangali-ali,
Kabupaten Majene yang menjadi tempat peristirahatan terakhir beliau.
Imam
Masjid Salabose, Muhammad Gaus, yang juga salah satu keturunan Syeh
Abdul Mannan menyebutkan sejumlah peninggalan sejarah Islam di Majene
dan Sulbar seperti Quran tertua, masjid tertua yakni Masjid Salabose
dan makam Syeh Abdul Mannan tetap dilestarikan masyarakat Majene
sebagai salah satu benda sejarah, khususnya sejarah peradaban Islam di
Majene hingga berkembang luas ke Sulbar hingga hari ini.
Makam
Syekh Abdul Mannan diperkirakan berusia ratusan tahun. Kompleks makam
almarhum dibangun di daerah perbukitan, tepatnya di tempat yang dikenal
dengan nama puncak Poralle Salabose. Total luas area yang digunakan
untuk membangun kompleks makam Syekh Abdul Mannan adalah sekitar satu
hektare.
Lokasi makam Syekh Abdul Mannan masih sering dikunjungi
para peziarah yang datang dari wilayah Majene, bahkan juga dari luar
wilayah Provinsi Sulbar. Makam Syekh Abdul Mannan akan semakin dipadati
pengunjung menjelang datangnya bulan suci Ramadan hingga sesudah lebaran
Idulfitri, termasuk pada hari-hari besar keagamaan.
sumber : liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar