Sekitar
11.000 tahun yang lalu, manusia mulai menyadari bahwa ada tempat yang
lebih baik bagi beberapa hewan daripada berakhir di ujung tombak mereka.
Mereka mulai membujuk beberapa hewan untuk datang ke pemukiman mereka,
dan secara bertahap mengubah kebiasaan hewan-hewan tersebut agar lebih
sesuai dengan kebutuhan manusia untuk makanan, tenaga kerja dan sebagai
sahabat. Selama ribuan tahun, manusia mencoba-coba menjinakkan banyak
spesies. Tetapi hanya beberapa, seperti sapi, kambing, domba, ayam,
kuda, babi, anjing dan kucing, yang telah terbukti sukses dijinakkan dan
dapat berkembang hampir dimana saja selama ada manusia.
Tapi
mengapa hanya hewan-hewan tersebut? Mengapa tidak badak, harimau,
zebra, atau salah satu dari ratusan hewan buas lainnya? Menurut ahli
fisiologi evolusi dan geografi, Jared Diamond, dalam bukunya yang
berjudul "Guns, Germs and Steel", ada enam kriteria yang harus ada pada
diri seekor hewan agar ia dapat dijinakkan.
Pertama, hewan tersebut tidak boleh pilih-pilih makanan,
mereka harus dapat menemukan cukup makanan di sekitar pemukiman manusia
untuk bertahan hidup. Hewan-hewan herbivora seperti sapi dan domba,
harus mampu mencari makanan di padang rumput. Sementara karnivora,
seperti anjing dan kucing, harus rela mengais-ngais sisa makanan dari
manusia.
Kedua, hanya hewan yang mencapai kematangan dengan cepat
relatif terhadap masa hidup manusia lah yang masuk kriteria
selanjutnya. Kita tidak bisa membuang waktu terlalu banyak untuk memberi
makan dan merawat binatang sebelum binatang tersebut tumbuh cukup besar
dan mandiri. Karena gagal untuk memenuhi persyaratan ini, gajah tidak
dapat dijinakkan secara luas, mereka memang bisa dijinakkan dan menjadi
pekerja yang sangat baik, tetapi butuh waktu selama 15 tahun untuk
mencapai ukuran dewasa sehingga hanya sedikit orang yang mau menjinakkan
mereka.
Ketiga, hewan tersebut harus mampu untuk berkembang biak dalam penangkaran.
Makhluk yang bersifat teritorial ketika berbiak, seperti kijang, tidak
dapat diletakkan dalam kandang yang penuh sesak. Dan meskipun orang
Mesir kuno diketahui pernah mejadikan cheetah sebagai hewan peliharaan,
kebanyakan kucing-kucing besar tidak akan berkembang biak tanpa ritual
pendekatan yang sangat rumit (seperti berjalan bersama untuk jarak yang
sangat jauh), sehingga mereka hampir tidak pernah dapat dijinakkan.
Keempat, hewan tersebut harus patuh dan tidak agresif secara alami.
Sebagai contoh, sapi dan domba umumnya merupakan hewan yang patuh dan
tidak agresif, tetapi kerbau Afrika dan bison Amerika dapat sangat tak
terduga dan dapat sangat berbahaya bagi manusia, sehingga dua spesies
ini tidak dapat dijinakkan. Demikian pula zebra, meskipun terkait erat
dengan kuda, mereka biasanya jauh lebih agresif, dan ini mungkin
menjelaskan mengapa zebra yang berhasil dijinakkan hanya merupakan kasus
yang langka.
Kelima, hewan tersebut tidak boleh memiliki kecenderungan kuat untuk panik dan melarikan diri ketika terkejut.
Aturan ini membuat sebagian besar spesies dari rusa dan kijang, yang
memiliki kebiasaan untuk kabur dan memiliki lompatan yang kuat yang
memungkinkan mereka untuk melarikan diri melewati pagar yang tinggi,
tidak dapat dijinakkan. Domba, meskipun mereka juga terkadang panik,
namun mereka memiliki naluri untuk berkelompok, yang menyebabkan mereka
untuk tetap bersama-sama dengan kelompoknya ketika panik, sehingga
mereka dapat digiring dan digembalakan.
Terakhir, dengan pengecualian kucing, binatang tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan hirarki sosial yang
didominasi oleh kepemimpinan yang kuat. Hal ini memungkinkan kita untuk
dengan mudah memperlakukan mereka sehingga mereka akan mengenali
pengasuh manusia mereka sebagai pemimpin mereka.
sumber : berbagaihal.com
0 komentar:
Posting Komentar